Konflik Iran-Israel, Bagaimana Laba Bank RI? Ini Kata OJK

2024-04-17 03:59:06

News Image Bendera Iran & Israel

Tegangan geopolitik antara Iran dan Israel tampaknya tidak memberikan dampak yang berarti terhadap keuntungan perbankan Indonesia. Menurut Abdul Manap Pulungan, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), hal ini karena bank-bank di Indonesia cenderung untuk menginvestasikan dananya dalam instrumen keuangan yang aman seperti Surat Berharga Negara (SBN) atau Sertifikat Bank Indonesia (SBI). "Jadi, saat ada gejolak geopolitik, bank dapat mengurangi pemberian kredit atau membatasi kredit dalam valuta asing dan mengalihkan dananya ke dalam pembelian SBN dan SBI," jelasnya dalam sebuah wawancara dengan Bisnis pada hari Selasa, tanggal 16 April 2024.

 

Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyebutkan dalam sebuah konferensi pers bahwa pembelian obligasi korporasi non-bank oleh perbankan pada November 2023 mencapai Rp269,46 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah Rp231 triliun. Sementara itu, pembelian SBN oleh bank pada bulan yang sama tercatat sebesar Rp1.436,31 triliun, mengalami penurunan sedikit dari Rp1.458,92 triliun pada tahun sebelumnya. Dian menekankan bahwa kontribusi perbankan dalam pembiayaan ekonomi nasional adalah melalui pembelian obligasi korporasi non-bank dan SBN.

 

"Kontribusi sektor perbankan dalam pembiayaan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan memang terwujud melalui pembelian obligasi korporasi non-bank dan pembelian SBN oleh perbankan," ujarnya.

 

Selain menyalurkan kredit, perbankan juga melakukan penempatan aset dalam bentuk surat berharga seperti SBN, seperti yang dijelaskan Dian. Namun,  penempatan dana dalam surat berharga harus dilakukan dengan hati-hati dan terencana dengan baik. Tujuannya adalah untuk mengelola likuiditas sekaligus menghasilkan pendapatan bagi bank tersebut.

 

Setiap bank memiliki strategi yang disesuaikan dengan selera risiko dan rencana bisnisnya masing-masing, termasuk dalam hal pengelolaan portofolio aset atau pengelolaan likuiditas aset. Strategi ini penting untuk memastikan bahwa bank dapat bertahan dalam situasi yang tidak menentu dan tetap mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca Juga

Semua Berita