2024-04-16 04:34:11
Pameran BankMenjelang pelaporan kinerja keuangan selama tiga bulan pertama tahun 2024 ini, beberapa analis menilai kinerja perbankan kurang baik. Situasi beban bunga yang besar masih menghantui kinerja beberapa bank tersebut, terkhusus bank-bank yang masuk dalam Kelompok Bank Modal Inti (KBMI) 4. Menurut laporan keuangan yang dirilis hingga Februari 2024, BCA berhasil mencatat pertumbuhan laba sebesar 2,01% year on year menjadi Rp 8,27 triliun. Namun, tidak demikian dengan BNI, BRI, dan Bank Mandiri yang masing-masing mengalami penurunan laba sebesar 5,91%, 3,51%, dan 3,07%.
Performa saham dari keempat bank tersebut juga mencerminkan kondisi kinerja keuangan masing-masing. Saham BNI, yang mengalami penurunan laba terbesar, turun 1,4% year to date menjadi Rp 5.300 per saham. Sementara itu, saham BRI yang turun 1,31% menjadi Rp 5.650, dan BCA yang labanya masih tumbuh, sahamnya naik 4,52% menjadi Rp 9.825 per saham. Di sisi lain, Bank Mandiri yang labanya menurun tetap mencatat kenaikan saham yang signifikan, yaitu 12,81% year to date.
Dalam riset terbarunya, Andrey Wijaya, analis RHB Sekuritas, menyatakan bahwa kinerja perbankan di kuartal pertama tahun 2024 kurang menarik karena kenaikan biaya pendanaan diperkirakan akan mempengaruhi rasio Net Interest Margin (NIM), yang selama ini menjadi kunci keuntungan perbankan. Andrey menambahkan bahwa tekanan pada NIM kemungkinan akan membawa kerugian jangka pendek yang diakibatkan oleh kondisi likuiditas yang ketat. Meskipun demikian, pertumbuhan penyaluran kredit tetap tinggi, didorong oleh kepastian hasil pemilu yang berlangsung satu putaran saja.
Pada laporan keuangan bulan Februari, tercatat bahwa mayoritas bank KBMI 4 berhasil mencatat pertumbuhan kredit dua digit, dengan Bank Mandiri memimpin dengan pertumbuhan tahunan sebesar 19,38% menjadi Rp 1.098 triliun. BNI menjadi satu-satunya yang pertumbuhan kreditnya belum mencapai dua digit, dengan kenaikan sekitar 6,65% YoY menjadi Rp 673 triliun. Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan pada margin, aktivitas penyaluran kredit masih berjalan cukup kuat.