Antisipasi Non-Performing Loan Membengkak, Berikut Strategi Perbankan Indonesia

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:56 WIB

News Image Gedung BRI

Dengan mendekati akhir kebijakan restrukturisasi kredit Covid-19, sektor perbankan Indonesia tengah mengintensifkan persiapan untuk mengantisipasi kemungkinan meningkatnya rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL). Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR), misalnya, telah melakukan langkah-langkah konkret untuk menanggulangi potensi NPL di masa depan. Data menunjukkan bahwa pada akhir Februari 2024, angka kredit restrukturisasi Covid-19 di Bank Oke telah menurun drastis dari sekitar Rp1,3 triliun menjadi hanya Rp500 miliar. Direktur Kepatuhan DNAR, Efdinal Alamsyah, menjelaskan bahwa bank telah melakukan pemetaan untuk mengidentifikasi debitur high-risk yang mungkin berpotensi menjadi NPL, serta melakukan restrukturisasi non-Covid dan low-risk untuk mendukung operasional normal. 

 

Selain Bank Oke, Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) juga telah melakukan langkah-langkah antisipasi. Pencadangan kredit bermasalah (NPL coverage) BBRI hingga Desember 2023 mencapai 229,09%, sementara pencadangan kredit berisiko (LaR coverage) mencapai 54,14%. Direktur Manajemen Risiko BBRI, Agus Sudiarto, menyatakan optimisme bahwa kredit bermasalah dan kredit berisiko akan tetap dalam tren penurunan meski restrukturisasi berakhir, dengan NPL diperkirakan turun menjadi 2,7% tahun ini. Langkah antisipasi yang telah diambil oleh BBRI menunjukkan komitmen kuat bank ini dalam menjaga stabilitas dan kinerja yang kuat di tengah perubahan regulasi dan dinamika ekonomi yang terus berubah.

 

Meski demikian, Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) juga melakukan pengkajian berkala atas dampak pencabutan kebijakan restrukturisasi Covid-19. BBNI menyiapkan pencadangan NPL coverage sebesar 319% per Desember 2023, serta LaR coverage sebesar 52,7%. Direktur Risk Management BBNI, Novita Widya Anggraini, menegaskan bahwa meskipun kebijakan restrukturisasi berakhir, diproyeksikan tidak akan ada dampak signifikan terhadap peningkatan risiko kredit, dengan NPL yang dijaga agar tetap di bawah 2% sesuai dengan target. BBNI telah menetapkan strategi jangka panjang yang kokoh untuk menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul di masa depan, sehingga memastikan keberlangsungan operasional bank yang sehat dan berkelanjutan.

 

Selain bank konvensional, bank syariah seperti Bank Syariah Indonesia (BRIS) juga telah melakukan langkah-langkah persiapan. BRIS telah menyiapkan nilai cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) terhadap nasabah yang melakukan restrukturisasi Covid-19, serta memetakan kategori debitur yang membaik dan yang masih memerlukan perhatian khusus. Sebagai bagian dari strategi pengelolaan risiko yang holistik, BRIS berkomitmen untuk menjaga kinerja yang kuat dan melindungi kepentingan nasabah serta pemegang saham di tengah ketidakpastian ekonomi yang terus berlangsung.

 

Dengan berbagai antisipasi ini, sektor perbankan Indonesia berupaya menjaga stabilitas dan kinerja yang sehat di tengah perubahan regulasi dan kondisi ekonomi yang dinamis. Meskipun tantangan yang dihadapi mungkin beragam, langkah-langkah yang diambil oleh bank-bank terkemuka di Indonesia menunjukkan kesiapan dan komitmen untuk menghadapi masa depan dengan keyakinan dan ketangguhan. Peran penting bank dalam perekonomian nasional tidak dapat dipungkiri, dan dengan pendekatan yang hati-hati dan strategi yang matang, mereka berupaya untuk meminimalkan dampak negatif dan mengoptimalkan potensi pertumbuhan di masa mendatang.

Semua Berita

5 Pinjol Legal OJK Terbaik, Limit Terbesar, dan Paling Cepat Cair (Terbaru Agustus 2024)
23 August 2024

5 Pinjol Legal OJK Terbaik, Limit Terbesar, dan Paling Cepat Cair (Terbaru Agustus 2024)

Dalam artikel ini, kami akan membahas lima pinjol legal terb...

Kartu Kredit
Transmart Mega Card Platinum vs. Sinarmas Visa Platinum, Mana yang Terbaik?
22 August 2024

Transmart Mega Card Platinum vs. Sinarmas Visa Platinum, Mana yang Terbaik?

Perbandingan fitur, manfaat, dan biaya antara Transmart Mega...

Kartu Kredit
6 Langkah Praktis Memulai Investasi di Fintech P2P Lending (Pinjol)
22 August 2024

6 Langkah Praktis Memulai Investasi di Fintech P2P Lending (Pinjol)

Berikut adalah panduan praktis untuk Anda yang ingin memulai...

Kartu Kredit
9 Bank Digital Paling Diminati di Indonesia (Terbaru Agustus 2024)
22 August 2024

9 Bank Digital Paling Diminati di Indonesia (Terbaru Agustus 2024)

Populix telah merilis laporan Studi Analisis Ekosistem dan P...

Kartu Kredit
Asuransi Jiwa Catat Laba per Juli 2024, Berbalik Arah dari Tren Negatif
21 August 2024

Asuransi Jiwa Catat Laba per Juli 2024, Berbalik Arah dari Tren Negatif

Pada bulan Juli 2024, beberapa perusahaan asuransi jiwa berh...

Kartu Kredit
Kartu Original vs. Co-branding: BTN Platinum vs. BTN x BRI Platinum, Mana yang Terbaik?
21 August 2024

Kartu Original vs. Co-branding: BTN Platinum vs. BTN x BRI Platinum, Mana yang Terbaik?

Perbandingan fitur, manfaat, dan biaya antara BTN Platinum v...

Kartu Kredit
Ini Kata BPJS Kesehatan Soal Aset Dana Jaminan Sosial (DJS) Turun 16,68%
20 August 2024

Ini Kata BPJS Kesehatan Soal Aset Dana Jaminan Sosial (DJS) Turun 16,68%

Pada Juni 2024, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ke...

Kartu Kredit
5 Kesalahan Umum dalam Memilih Asuransi dan Cara Menghindarinya
20 August 2024

5 Kesalahan Umum dalam Memilih Asuransi dan Cara Menghindarinya

5 Kesalahan Umum dalam Memilih Asuransi dan Cara Menghindari...

Kartu Kredit
6 Kartu Kredit dengan Promo Terbanyak
20 August 2024

6 Kartu Kredit dengan Promo Terbanyak

6 kartu kredit dengan promo terbanyak di Indonesia.

Kartu Kredit
6 Tips Permohonan Pinjol Diterima dan Cepat Cair
19 August 2024

6 Tips Permohonan Pinjol Diterima dan Cepat Cair

Pilihan untuk menggunakan pinjaman online cepat cair sering...

Kartu Kredit