2024-03-28 10:46:39
HSBC baru-baru ini mengumumkan peluncuran Growth Fund ASEAN senilai US$1 miliar, yang setara dengan sekitar Rp15,8 triliun, sebagai respons terhadap potensi luar biasa dari ekonomi digital yang berkembang pesat di kawasan Asia Tenggara. Langkah ini bertujuan untuk memberdayakan perusahaan-perusahaan digital di ASEAN, mendiversifikasi portofolio aset, serta mengakselerasi siklus bisnis di tengah proyeksi pertumbuhan yang sangat optimis. Terutama, Indonesia dianggap sebagai pusat pertumbuhan ekonomi digital di kawasan ASEAN, dengan proyeksi nilai ekonomi digital yang mengesankan mencapai USD 360 miliar pada tahun 2030.
Growth Fund ASEAN dari HSBC akan mengutamakan dukungan bagi perusahaan-perusahaan yang mengincar ekspansi ke pasar Asia Tenggara. Dalam hal ini, pendanaan tersebut akan diarahkan pada sektor-sektor ekonomi baru, termasuk korporasi dan lembaga keuangan non-bank, dengan mempertimbangkan kinerja operasional yang menghasilkan arus kas sebagai indikator utama, bukan sekadar metrik keuangan tradisional.
Pasar ekonomi digital ASEAN telah menunjukkan pertumbuhan yang sangat mengesankan, dengan nilai mencapai US$218 miliar pada tahun 2023. Proyeksi menunjukkan bahwa angka ini akan melonjak hingga melebihi US$600 miliar pada akhir dekade ini, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sekitar 16%. Survei terbaru dari HSBC menyoroti bahwa digitalisasi operasional telah menjadi prioritas utama bagi sebagian besar perusahaan di kawasan ASEAN, dengan 42% responden menyebutkan hal ini sebagai fokus utama.
Tidak hanya itu, optimisme terkait perdagangan intra-ASEAN juga semakin meningkat, dengan 89% responden memperkirakan peningkatan perdagangan di dalam kawasan ini. Bahkan, 32% dari mereka mengantisipasi kenaikan lebih dari 30% dalam perdagangan tersebut pada tahun ini.
Meskipun prospek pertumbuhan yang cerah, tantangan-tantangan terkait ketidakpastian makroekonomi dan perubahan regulasi yang cepat dapat menghambat ekspansi perusahaan Indonesia ke pasar ASEAN. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan juga membutuhkan solusi perdagangan dan pembayaran yang mudah digunakan, sehingga mereka dapat lebih fokus pada strategi dan ekspansi bisnis.
Dalam konteks ini, menjadi sangat penting bagi perusahaan untuk memiliki mitra perbankan yang tidak hanya memahami peraturan dan budaya setempat, tetapi juga memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk menavigasi tantangan-tantangan ini. Hal ini akan memastikan keberhasilan ekspansi bisnis lintas negara di ASEAN, serta memungkinkan perusahaan untuk meraih potensi pertumbuhan yang besar dalam era ekonomi digital yang semakin berkembang pesat di kawasan ini.
Nasabah dapat memblokir kartu ATM BRI yang hilang atau terte...
Dengan berbagai inovasi yang terus bermunculan, kartu kredit...
Tujuh produk perbankan yang populer di kalangan nasabah menc...
Kartu ATM yang terblokir dapat dibuka kembali melalui call c...
Produk perbankan terus berkembang mengikuti kebutuhan dan ke...
Dalam perbandingan biaya transaksi, bank digital umumnya leb...
Dua aplikasi mobile banking yang populer di Indonesia adalah...
Bank syariah di Indonesia memiliki potensi besar untuk berke...
Lima bank terbesar di Indonesia menunjukkan kinerja positif ...
Dalam rangka memperkuat industri perbankan syariah di Indone...