Tebar Dividen 'Jumbo' Rp33,28 Triliun, Berikut Analisis Saham Bank BCA

2024-03-15 06:25:47

News Image Menara BCA 2

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) telah mengumumkan rencananya untuk membagikan dividen tunai senilai Rp270 per saham kepada para pemegang sahamnya. Keputusan ini diambil dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada Kamis, 14 Maret 2024. Jumlah dividen yang akan dibagikan mencapai Rp33,28 triliun, yang setara dengan 68,47% dari laba bersih perseroan pada tahun buku 2023 yang mencapai Rp48,6 triliun, meningkat 19,4% secara tahunan.

 

Dividen tunai tersebut termasuk dividen interim tunai sebesar Rp42,5 per saham yang telah dibayarkan pada Desember 2023. Sisa nilai dividen per saham yang akan dibagikan adalah sebesar Rp227,5. Ini merupakan kenaikan 31,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, dividen yield yang diraup pemegang saham BCA tercatat rendah, yakni sebesar 2,61%, di bawah perkiraan sebelumnya. CEO Jooara Rencana Keuangan Gembong Suwito sebelumnya memprediksi bahwa dividen yield bank swasta seperti BCA berada di kisaran 3%-4%.

 

Perbandingan dengan bank lain menunjukkan perbedaan signifikan dalam dividen yield. Misalnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mengumumkan dividen per saham sebesar Rp319 dengan dividen yield 5,18%, sementara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) membagikan dividen sebesar Rp353,95 per saham dengan dividen yield 4,78%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun BCA memperlihatkan peningkatan dalam pembagian dividen, namun dividen yield yang rendah bisa menjadi pertimbangan bagi para investor.

 

Dalam membandingkan dividen yield dengan bank lain, terlihat perbedaan yang signifikan. Misalnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mengumumkan dividen per saham sebesar Rp319 dengan dividen yield mencapai 5,18%, sementara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) membagikan dividen sebesar Rp353,95 per saham dengan dividen yield mencapai 4,78%. Meskipun BCA menunjukkan peningkatan dalam pembagian dividen, namun dividen yield yang rendah bisa menjadi pertimbangan bagi para investor yang mencari pengembalian investasi yang lebih tinggi. Oleh karena itu, peningkatan strategi pengelolaan keuangan dan pertumbuhan yang berkelanjutan mungkin diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan investor dan memberikan pengembalian investasi yang lebih menguntungkan.

Baca Juga

Semua Berita