Target OJK untuk Asuransi Jiwa Jiwa 2024 vs Proyeksi 2025

2024-11-04 08:30:37

News Image Ogi Prastomiyono, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (KE PPDP) OJK. Sumber foto: Investor.id

Industri asuransi jiwa di Indonesia tengah bersiap menghadapi 2025 dengan target pertumbuhan yang lebih tinggi. Berdasarkan proyeksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sektor ini diharapkan mengalami peningkatan aset dalam rentang 3-5% pada 2025, di atas capaian 2024. 

Target ini disampaikan oleh Ogi Prastomiyono, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (KE PPDP) OJK, yang optimistis bahwa peta jalan industri yang diluncurkan pada 2023 akan menjadi pendorong utama. 

“Kita sudah punya Roadmap Pengembangan dan Penguatan Industri Perasuransian 2023-2027, kami mengharapkan implementasinya berjalan dengan baik,” ujar Ogi dalam konferensi pers dikutip dari Investor.id.

Aset Asuransi Jiwa 2024 dan 2025

Pada tahun 2024, aset industri asuransi jiwa menunjukkan peningkatan sebesar 2,85% year-on-year (yoy) mencapai Rp 635,41 triliun hingga September. Meskipun ini sedikit lebih tinggi dibandingkan kenaikan aset asuransi keseluruhan sebesar 2,46%, asuransi jiwa tertinggal jika dibandingkan dengan asuransi komersial yang naik 3,81% yoy. 

Tahun depan, target pertumbuhan aset lebih ambisius dipatok di kisaran 3-5%, mencerminkan optimisme terhadap perbaikan kinerja di tengah berbagai tantangan.

Ogi menjelaskan, salah satu pendorong utama pencapaian target 2025 adalah keberhasilan penerapan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Industri Perasuransian 2023-2027, yang sudah mulai dilaksanakan sejak tahun lalu. 

"Kita sudah punya Roadmap Pengembangan dan Penguatan Industri Perasuransian 2023-2027, kami mengharapkan implementasinya berjalan dengan baik," ungkap Ogi.

Tantangan Ekonomi Global

Ogi juga menyoroti tantangan eksternal yang bisa menghambat kinerja asuransi jiwa di 2025, khususnya dari ketidakpastian ekonomi global yang dapat memengaruhi daya beli masyarakat dan keputusan investasi perusahaan. Selain itu, isu-isu makroekonomi seperti nilai tukar dan kebijakan suku bunga internasional menjadi tantangan tersendiri bagi sektor ini.

“Dari perspektif konsumen secara fundamental dapat dilihat dari tingkat literasi dan inklusi yang rendah. Dari perspektif industri, tantangan yang dikaitkan dengan dukungan permodalan, kebutuhan akan tenaga expert, dan infrastruktur yang memadai,” tambah Ogi.

Untuk mengatasi hal tersebut, OJK mengarahkan perhatian industri pada manajemen risiko yang lebih ketat serta peningkatan efisiensi operasional. Strategi ini bertujuan untuk membuat asuransi jiwa lebih tahan terhadap tekanan ekonomi dan lebih kompetitif di pasar yang terus berkembang.

Preferensi Produk

Salah satu perubahan yang diantisipasi pada 2025 adalah pergeseran preferensi konsumen terhadap produk asuransi. OJK memperkirakan bahwa produk unit link yang dulu mendominasi pasar akan tergeser oleh produk endowment, yang kini menjadi pilihan utama masyarakat.

"Untuk asuransi jiwa terjadi pergeseran, produk unit link bukan lagi jadi penyumbang terbesar, bergeser ke urutan nomor dua. [Jadi] pertama adalah produk tradisional berbentuk endowment," jelas Ogi dalam pemaparannya.

Tidak hanya itu, asuransi kesehatan juga diprediksi akan meningkat kontribusinya pada sektor asuransi jiwa. OJK melihat pergeseran ini sebagai peluang untuk memenuhi permintaan konsumen yang semakin meningkat terhadap proteksi kesehatan, terutama setelah pandemi yang mengubah kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan kesehatan.

Proyeksi Pertumbuhan Organik dan Anorganik

Pergeseran preferensi produk tersebut juga diharapkan mendukung pertumbuhan yang lebih baik pada 2025. Menurut Ogi, perubahan ini akan terjadi secara organik, di mana perusahaan asuransi terus mengoptimalkan produk yang ada, dan anorganik melalui pengembangan produk baru serta merger dan akuisisi.

"Kemudian juga perbaikan-perbaikan dari bisnis proses yang akan mengarah ke arah efisiensi daripada industri perasuransian. Penerapan-penerapan daripada manajemen risiko dan tata kelola, selain juga peningkatan modal dan ekuitas yang sudah kita atur dalam POJK-nya," tambah Ogi, menyoroti pentingnya langkah-langkah tersebut untuk mendukung pertumbuhan industri asuransi jiwa.

Pergeseran pertumbuhan industri asuransi pada 2025 diperkirakan akan terjadi baik secara organik maupun anorganik. Perusahaan asuransi jiwa diharapkan terus melakukan intensifikasi produk-produk yang sudah ada, serta inovasi produk baru yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar. Pergeseran organik ini menjadi penting agar industri dapat merespons kebutuhan konsumen dengan lebih efektif.

Di sisi lain, upaya anorganik seperti merger, akuisisi, dan kerjasama strategis akan membantu meningkatkan skala ekonomi dan memperkuat posisi pasar perusahaan asuransi jiwa. Dengan dukungan modal yang lebih besar, perusahaan dapat mengoptimalkan sumber daya untuk menciptakan inovasi produk dan memperluas jangkauan pelayanan.

Baca Juga

Nabila

Nabila

Writer

Semua Berita

Tren Suku Bunga di Sektor Perbankan 2025: Persaingan Ketat Antara Bank Digital dan Konvensional
7 Januari 2025

Tren Suku Bunga di Sektor Perbankan 2025: Persaingan Ketat Antara Bank Digital dan Konvensional

Tahun 2025 akan menjadi tahun yang menarik bagi sektor perba...

 Bank BJB Luncurkan Program Promosi 'Agen bjb BiSA! HEBAT' Awal Tahun 2025
7 Januari 2025

Bank BJB Luncurkan Program Promosi 'Agen bjb BiSA! HEBAT' Awal Tahun 2025

Dengan diluncurkannya program "Agen bjb BiSA! HEBAT", Bank B...

Prediksi Perekonomian Indonesia 2025: Optimisme dan Risiko
8 Januari 2025

Prediksi Perekonomian Indonesia 2025: Optimisme dan Risiko

Perekonomian Indonesia pada 2025 berada di persimpangan anta...

Pemerintah Tingkatkan Target Penyaluran KUR 2025 untuk Dukung UMKM Indonesia
8 Januari 2025

Pemerintah Tingkatkan Target Penyaluran KUR 2025 untuk Dukung UMKM Indonesia

Target baru yang ditetapkan pemerintah Indonesia untuk progr...

Pertumbuhan Aset Perbankan: Mandiri vs. BNI, Siapa yang Lebih Cepat?
30 Desember 2024

Pertumbuhan Aset Perbankan: Mandiri vs. BNI, Siapa yang Lebih Cepat?

Secara keseluruhan, Bank Mandiri menunjukkan pertumbuhan ase...

Kinerja Positif dan Optimisme Pertumbuhan Kredit di 2024
31 Desember 2024

Kinerja Positif dan Optimisme Pertumbuhan Kredit di 2024

Kinerja positif yang diperlihatkan oleh bank-bank besar Indo...

Allok Bank Gunakan Strategi Pemasaran Melalui Artis Idol untuk Meningkatkan Brand Awareness
31 Desember 2024

Allok Bank Gunakan Strategi Pemasaran Melalui Artis Idol untuk Meningkatkan Brand Awareness

Allok Bank semakin membuktikan diri sebagai bank digital yan...

Tips Cerdas untuk Investasi di Dunia Kripto pada 2024
30 Desember 2024

Tips Cerdas untuk Investasi di Dunia Kripto pada 2024

Investasi dalam kripto bisa sangat menguntungkan, tetapi jug...

Tips Mengelola Keuangan untuk Pasangan Muda yang Masih Berpacaran
31 Desember 2024

Tips Mengelola Keuangan untuk Pasangan Muda yang Masih Berpacaran

Tips mengelola keuangan untuk pasangan muda meliputi keterbu...

Cara Mudah Isi Saldo BRIZZI via BRImo, ATM, dan BRILink untuk Berbagai Transaksi Non-Tunai
31 Desember 2024

Cara Mudah Isi Saldo BRIZZI via BRImo, ATM, dan BRILink untuk Berbagai Transaksi Non-Tunai

BRIZZI adalah kartu uang elektronik dari Bank BRI yang dapat...