2024-07-24 19:08:58
IKN (foto: suara surabaya)Permintaan properti di Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur sedang meningkat pesat. Salah satu yang paling diminati adalah rumah tapak, yang mengalami peningkatan hingga 63,4%.
Menurut laporan terbaru dari Rumah123 untuk periode Januari-April 2024, mayoritas pencari properti di sekitar IKN masih memprioritaskan rumah tapak dan tanah.
Permintaan tertinggi untuk rumah tapak tercatat di Balikpapan (69,1%) dan Samarinda (48,1%). Sedangkan, permintaan tanah paling tinggi terjadi di Kabupaten Penajam Paser Utara (86,2%) dan Kutai Kartanegara (76,5%). Selain rumah dan tanah, terdapat pula permintaan yang signifikan untuk ruko, terutama di Samarinda (29,3%).
Marisa Jaya, Kepala Penelitian Rumah123, mengatakan bahwa tingginya permintaan rumah tapak di Balikpapan dan Samarinda disebabkan oleh keterbatasan lahan untuk pengembangan properti residensial dan komersial di Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara.
Dia juga menyebut bahwa minat masyarakat untuk berinvestasi di sekitar IKN sangat tinggi, terutama dalam mencari tanah kosong atau lahan. Investasi ini tidak hanya memanfaatkan potensi kenaikan nilai properti seiring perkembangan kawasan, tetapi juga memberikan fleksibilitas bagi pemilik untuk mengembangkan properti sesuai dengan tren pasar di masa depan.
Menurut Marisa, "Indeks harga rumah tapak di kawasan IKN naik 2,6% secara tahunan, sementara indeks suplai turun tipis 1,9%. Permintaan rumah tapak tumbuh mencapai 63,4%."
Dari sisi asal pencari properti, mayoritas berasal dari sekitar IKN sendiri dan Jakarta. Misalnya, di Balikpapan, 29,9% pencari properti berasal dari kota tersebut sendiri, diikuti oleh Jakarta (21%) dan Samarinda (13,2%). Di Kutai Kartanegara, banyak pencari properti berasal dari Jakarta (23,4%), Samarinda (15%), dan Balikpapan (10,5%).
Di Penajam Paser Utara, 31% pencari properti berasal dari Jakarta, diikuti oleh warga Balikpapan (9,5%) dan Samarinda (6,1%). Sementara di Samarinda, mayoritas pencari properti berasal dari kota tersebut sendiri (39,3%), diikuti oleh Balikpapan (19%) dan Jakarta (13,7%).
Namun, fenomena ini juga menunjukkan bahwa kebutuhan akan properti di kawasan IKN tidak hanya dipengaruhi oleh faktor infrastruktur dan komersial semata, tetapi juga oleh minat tinggi masyarakat untuk memiliki investasi properti yang stabil dan berpotensi memberikan keuntungan jangka panjang di wilayah ini.