2024-07-13 12:03:25
Loket Bank J-Trust (foto: Liputan6)Bank-bank yang sahamnya dimiliki oleh investor asal Korea dan Jepang terus berupaya meningkatkan kinerjanya pada semester II-2024. Berbagai strategi disiapkan dengan matang untuk mencapai target yang diinginkan.
PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP), yang kini dikenal sebagai KB Bank setelah diakuisisi oleh KB Kookmin Bank dari Korea, optimistis bisa mengatasi kredit macet yang merupakan warisan dari masa lalu sebelum pengambilalihan oleh investor Korea tersebut.
Langkah strategis yang diambil KB Bank adalah memperbaiki kualitas aset dengan menurunkan rasio kredit berisiko atau loan at risk (LaR) ke level 16% dan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) ke level 5% hingga akhir tahun 2024.
Dilansir dari Kontan pada Sabtu (13/7/2024), Direktur Utama KB Bank, Tom (Woo Yeul) Lee, menyatakan bahwa fokus utama mereka adalah perbaikan aset, organisasi, dan infrastruktur. Meskipun diprediksi bahwa mereka masih akan merugi hingga akhir tahun 2024, Tom menegaskan bahwa kinerja KB Bank sudah jauh lebih baik dibandingkan sebelum diambil alih oleh Kookmin Bank.
Tom juga menyebutkan bahwa posisi LaR telah turun drastis dari sekitar 70% pada saat awal masuknya Kookmin Bank, menjadi 20% pada paruh pertama tahun 2024. Langkah-langkah strategis seperti restrukturisasi dan penjualan agunan terus dilakukan untuk menurunkan LaR.
Menurut Tom, tingginya LaR disebabkan oleh kredit macet dari masa lalu, dan sejak Kookmin Bank masuk, tidak ada kredit baru yang jatuh menjadi NPL. Tahun 2025 diharapkan menjadi titik balik bagi KB Bank.
Dengan upaya maksimal, Tom berharap kinerja keuangan KB Bank akan menjadi sehat dan positif, sehingga pada tahun 2025, KB Bank diharapkan bisa mencatatkan laba bersih.
Per Mei 2024, KB Bank telah mencatatkan Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan atau Pre-Provisioning Operating Profit (PPOP) yang positif, yakni meningkat menjadi Rp 27 miliar, tumbuh 105,92% yoy. Kredit baru KB Bank tumbuh 79,34% dari tahun lalu menjadi Rp 40,62 triliun. Pertumbuhan ini diharapkan terus berlanjut dengan fokus pada segmen wholesale banking dan UKM.
Tom juga menyebut bahwa target dari Kookmin Bank adalah agar KB Bank dan perusahaan afiliasinya dapat menghasilkan keuntungan Rp 10 triliun dari pasar Indonesia.
Di sisi lain, bank yang dimiliki oleh bank Jepang seperti PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) atau Danamon, serta PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC), juga optimis dapat mengoptimalkan kinerjanya di semester II-2024.
Direktur Bisnis Bank JTrust, Widjaja Hendra, menyatakan bahwa pihaknya akan fokus pada penguatan kredit Commercial dan Corporate Banking di semester II-2024. Langkah ini diperlukan untuk mendapatkan pendapatan secara lebih cepat, terutama dari pendapatan bunga, biaya, dan provisi kredit.
Widjaja juga menyebut bahwa Bank JTrust akan fokus meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan memperbanyak dana murah (CASA) berbasis teknologi, serta melakukan cross-selling untuk meningkatkan dana transaksi nasabah.
Langkah ini diharapkan dapat menurunkan suku bunga deposito secara bertahap, sehingga bisa mendiversifikasi konsentrasi dana simpanan untuk para nasabah deposan besar.
Proyeksi pertumbuhan kredit di semester II-2024 diperkirakan sekitar 21,3% yoy atau bertambah Rp 1,85 triliun dari semester I-2024, sedangkan DPK diproyeksikan tumbuh sekitar 13,5% yoy atau bertambah sekitar Rp 2,58 triliun.
Strategi lainnya adalah memberikan kemudahan dalam transaksi melalui electronic channel seperti internet banking bisnis untuk korporasi (Jnet) dan mobile banking (JMobile) untuk individu.
Upaya cross-selling untuk meningkatkan rasio produk holding seperti solusi-solusi trade finance, transaksi FX, dan bancassurance juga dilakukan untuk mendorong nasabah menggunakan JTrust sebagai bank transaksinya.
Sementara itu, Consumer Funding and Wealth Management Business Bank Danamon, Ivan Jaya, optimis bahwa kinerja kredit akan tumbuh dua digit di semester II-2024. Upaya yang dilakukan antara lain melanjutkan program-program menarik bagi nasabah seperti Danamon Hadian Beruntun (DHB) dan Danamon Expo.
Ivan juga menyebutkan bahwa program-program tersebut telah menunjukkan peningkatan signifikan terhadap bisnis kredit dan himpunan DPK Bank Danamon. Sebagai contoh, KPR tahun lalu tumbuh lebih dari 30% secara tahunan dan program tersebut akan terus dilanjutkan.