2024-12-20 15:30:33
Ilustrasi engine braking pada motor (foto: Slash Gear)Pada kondisi tertentu pengendara motor pengguna kopling manual acapkali menggunakan engine braking. Mengutip Slash Gear, Engine braking atau pengereman mesin adalah teknik yang digunakan untuk mengurangi kecepatan kendaraan tanpa mengandalkan rem secara langsung.
Pada sepeda motor, teknik ini melibatkan penggunaan kompresi mesin untuk memperlambat laju kendaraan. Selain dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar, engine braking juga membantu mengurangi keausan pada sistem pengereman. Namun, jika dilakukan dengan salah, engine braking bisa berisiko merusak mesin atau komponen lainnya.
Berikut adalah beberapa kiat dalam melakukan engine brake pada motor yang perlu Anda ketahui untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan berkendara:
Engine braking bekerja paling baik saat Anda sedang mengurangi kecepatan dari kecepatan tinggi (misalnya 50-60 km/jam) ke kecepatan yang lebih rendah. Jangan mencoba menggunakan engine braking saat kecepatan motor sangat rendah atau saat berhenti, karena itu akan memperburuk kinerja mesin dan sistem transmisi.
Pada motor manual, pastikan Anda menurunkan gigi secara bertahap sesuai dengan penurunan kecepatan. Misalnya, jika Anda mengurangi kecepatan dari 4th gear, turunkan ke 3rd gear, lalu ke 2nd gear. Hindari menurunkan gigi terlalu cepat atau langsung dari gigi tinggi ke gigi rendah karena dapat menyebabkan guncangan yang keras dan merusak sistem transmisi.
Saat engine braking, putaran mesin (RPM) akan menurun secara otomatis. Pastikan Anda tidak membiarkan RPM terlalu rendah, yang dapat menyebabkan motor mati mendadak atau mesin tersendat. Biasanya, RPM yang ideal saat melakukan engine braking adalah sekitar 1500–2000 RPM. Jika putaran mesin turun terlalu rendah, sesuaikan dengan sedikit membuka gas agar RPM tetap stabil.
Jangan terlalu mendadak menutup gas ketika ingin melakukan engine braking. Menutup gas secara mendadak bisa membuat transmisi dan mesin tiba-tiba terbebani. Sebaliknya, lakukan penutupan gas secara halus dan perlahan agar mesin dapat bekerja dengan baik dalam mengurangi kecepatan.
Engine braking sendiri sudah cukup efektif untuk mengurangi kecepatan. Menggunakan rem depan secara bersamaan dapat memberikan beban ekstra pada roda depan, dan bisa meningkatkan risiko kehilangan traksi, terutama di jalan yang licin atau basah. Sebaiknya gunakan rem depan hanya jika diperlukan, misalnya saat berhenti total atau di kondisi darurat.
Engine braking lebih efektif di jalan yang lurus atau sedikit menurun. Jangan gunakan teknik ini di jalan yang curam atau berlubang, karena bisa mempengaruhi stabilitas motor dan membuatnya sulit dikendalikan. Di jalan yang menanjak, engine braking mungkin tidak efektif karena motor akan lebih cenderung melambat dengan sendirinya.
Saat melakukan engine braking, Anda bisa sedikit menarik tuas kopling agar tenaga yang masuk ke roda berkurang. Namun, jangan terlalu sering atau terus-menerus menarik kopling saat engine braking. Hal ini bisa menyebabkan keausan lebih cepat pada sistem kopling.
Setiap jenis motor memiliki karakteristik mesin yang berbeda. Motor sport dengan mesin besar biasanya lebih responsif terhadap teknik engine braking, sementara motor dengan kapasitas mesin kecil mungkin tidak seefektif itu. Luangkan waktu untuk memahami bagaimana motor Anda merespons saat melakukan teknik ini agar Anda bisa memanfaatkannya secara optimal.
Saat mengurangi kecepatan dengan engine braking, terutama pada jalan yang menurun, pastikan posisi tubuh Anda tetap seimbang dan stabil. Hindari terlalu banyak mengandalkan hanya pada rem atau engine braking, tetapi lakukan kombinasi yang tepat untuk menjaga kontrol penuh atas sepeda motor.
Teknik engine braking yang sering dilakukan bisa memberikan tekanan ekstra pada komponen mesin dan transmisi. Oleh karena itu, penting untuk melakukan perawatan rutin pada mesin dan sistem transmisi motor Anda, seperti memeriksa cairan pelumas, mengganti oli, serta memeriksa sistem kopling dan gear.
Writer