2024-01-06 04:39:15
Tesla CybertruckTesla sering mendapat sorotan karena perkiraan jangkauannya, terutama untuk produk luncuran terbarunya. Model terbaru yang kontroversi ini adalah Tesla Cybertruck.
Gizmochina pernah membahas, kurva pengisian daya mobil ini tidak terlalu menjanjikan. Nah, pengujian baru-baru ini dilakukan oleh InsideEVs. Pengujian itu mengungkapkan kinerja Cybertruck jauh di bawah kisaran yang diiklankan Tesla.
Kinerja asli Tesla Cybertruck, 20 persen lebih rendah dari kisaran yang diiklankan, dalam kondisi ideal.
Tes yang dilakukan oleh Kyle Conner dari Out of Spec Motoring sangatlah mudah. Dia mengemudikan Cybertruck hingga tidak dapat bergerak lagi. Kondisi lingkungannya biasa saja, pada malam hari bersuhu 45 derajat Fahrenheit di Texas. Dia pun mempertahankan kecepatan 70 mph.
Kendaraan yang digunakan adalah Cybertruck bermesin ganda yang dilengkapi dengan velg berukuran 20 inci dan ban segala medan berukuran 35 inci.
Tesla mengklaim model ini mampu menempuh jarak 320 mil dengan muatan penuh. Namun, pengujian Conner berakhir setelah hanya menempuh jarak 254 mil atau 20,6% jauh lebih rendah dari kisaran yang diiklankan.
Hasil ini menarik, terutama jika dibandingkan dengan pesaing seperti Rivian, yang model R1T-nya hanya kalah 7,4% dalam pengujian serupa.
Ada yang mungkin berpendapat bahwa kinerja Cybertruck masih patut dipuji, mengingat kondisi pengujian yang menantang. Namun, hal ini menimbulkan pertanyaan tentang keakuratan perkiraan jangkauan kendaraan listrik yang diberikan oleh produsen, termasuk Tesla. Perbedaan ini bukan hanya soal angka; Hal ini memiliki implikasi nyata, terutama bagi mereka yang mempertimbangkan kendaraan listrik untuk perjalanan jarak jauh atau tugas berat.
Tes ini juga mengisyaratkan dampak faktor eksternal terhadap kinerja kendaraan listrik. Meskipun Cybertruck diuji dalam kondisi yang relatif ringan dengan beban minimal, pasti ada yang bertanya-tanya bagaimana kinerjanya dalam suhu yang lebih dingin atau dengan beban yang lebih berat. Selain itu, sebagian besar pengguna kendaraan listrik cenderung menjaga daya baterai mereka antara 20% dan 90% untuk memperpanjang masa pakai baterai, yang semakin memperumit penerapan kisaran yang diiklankan di dunia nyata.
Pilihan Tesla untuk beralih ke ban segala musim, yang diduga meningkatkan perkiraan jarak tempuh menjadi 340 mil, mungkin bisa memberikan sedikit keringanan. Namun, masih harus dilihat apakah perubahan ini dapat menjembatani kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tes ini sendiri berfungsi sebagai pengingat bahwa meskipun kendaraan listrik adalah sebuah lompatan maju dalam teknologi otomotif, kinerjanya di dunia nyata masih memerlukan pertimbangan yang cermat oleh calon pembeli.