Upaya Pemerintah China dalam Menangani Krisis Properti

2024-06-13 18:42:45

News Image gedung china (foto: berita 99.co)

Aliran Dana Signifikan dari Bank Rakyat Tiongkok

Pemerintah China telah mengumumkan komitmen dana sebesar 300 miliar yuan atau setara dengan Rp660 triliun (dengan kurs Rp2.200) untuk memberikan dorongan kepada sektor properti di negara tersebut yang saat ini sedang menghadapi krisis.

Langkah ini diumumkan oleh Deputi Gubernur Bank Rakyat Tiongkok, Tao Ling, sebagai bagian dari upaya Beijing untuk menangani permasalahan yang melanda sektor real estate.

Dana tersebut akan disalurkan melalui Bank Rakyat Tiongkok kepada lembaga keuangan untuk diteruskan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Salah satu langkah yang akan diambil adalah BUMN akan membeli apartemen yang masih belum terjual dan telah selesai dibangun.

Tujuannya adalah memberikan dukungan keuangan tambahan kepada pengembang agar mereka dapat menyelesaikan pembangunan apartemen yang masih dalam tahap pra-penjualan.

Kendala dan Upaya Penyelesaian dalam Skala Triliunan

Menurut Tao Ling, perusahaan real estat kemudian dapat menggunakan pendapatan dari penjualan tersebut untuk membiayai pembangunan apartemen lainnya. Sebelumnya, bank komersial telah memberikan pinjaman sebesar 935 miliar yuan untuk menyelesaikan proyek yang masuk daftar putih sejak program ini diluncurkan pada Januari. Namun, pemerintah kini turun tangan sebagai pembeli terakhir.

Larry Hu, seorang analis, menyatakan bahwa pembelian persediaan perumahan oleh pemerintah dapat menyuntikkan likuiditas lebih lanjut kepada pengembang, yang kemudian dapat memiliki lebih banyak sumber daya untuk menyediakan perumahan. Meskipun langkah ini pertama kali dilakukan oleh BUMN dan pemerintah daerah, sumber daya mereka mungkin terbatas untuk mempengaruhi situasi secara makro.

Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri He Lifeng membahas penyelesaian dan pengiriman rumah pra-penjualan pada sebuah konferensi nasional. Dalam kesempatan itu, Bank Rakyat Tiongkok juga mengumumkan penghapusan batas bawah suku bunga hipotek dan penurunan rasio uang muka minimum untuk pembeli rumah pertama dan kedua.

Meskipun demikian, menyelesaikan masalah real estate di China akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Tantangan yang muncul meliputi keterbatasan sumber daya fiskal di tingkat pemerintah daerah, yang membatasi kemampuan mereka untuk melakukan pembelian properti.

Zhu Ning, seorang profesor keuangan, mengingatkan bahwa keputusan pembelian dan pengalihan properti dapat terpengaruh oleh kepentingan pribadi dan risiko moral.

Namun, dia menilai bahwa perubahan signifikan dalam harga rumah mungkin diperlukan untuk mendorong tindakan lebih lanjut, karena saat ini harga rumah masih dianggap terlalu tinggi dibandingkan dengan pendapatan rumah tangga atau pendapatan sewa.

Baca Juga

Semua Berita