2023-09-29 12:35:44
Mobil Listrik FinVastVinFast berencana untuk menanamkan investasi di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, produsen otomotif asal Vietnam ini bakal menggelontorkan dana sebesar US$ 300 juta atau setara dengan Rp 3 triliun.
Uang tersebut bakal digunakan untuk mrmbangun pabrik otomotif yang bisa produksi kendaraan hingga 50 ribu unit dalam waktu satu tahun. Rupanya, VinFast telah membuat rencana dalam jangka panjang untuk menyasar pasar Indonesia. Bukan sekadar isapan jempol, VinFast telah mempersiapkan dana sebesar US$ 1,2 miliar (Rp 18,5 triliun).
"Kami juga mengidentifikasi Indonesia dari tujuh klaster pasar baru kami sebagai pasar yang potensial untuk mendirikan fasilitas manufaktur kendaraan listrik dan baterai. Karena biaya (produksi) relatif rendah dan dibantu dengan ketersediaan bahan baku dalam negeri," ujar pihak VinFast dilansir dari Investment Monitor pada Jumat, 29 September 2023.
Bukan hanya Indonesia, VinFast juga telah mengintai untuk berinvestasi di beberapa negara lain di Asia seperti India dan Malaysia. Di sisi lain, FinVast bakal merakit mobil listrik di Indonesia pada 2026. Kendati demikian, FinVast tidak memberikan informasi detail terkait waktu produksi.
VinFast menyebutkan bahwa perusahaannya berencana akan mengirimkan produk kendaraan listrik pertamanya ke Indonesia pada 2024.
"Kami berencana mulai pengiriman kendaraan listrik kami di Indonesia pada tahun 2024 dengan model kemudi kanan VF e34 dan VF 5 dilanjutkan dengan VF 6 dan VF 7," lanjut mereka.
VinFast tunjukkan keberhasilannya untuk produksi kendaraan listrik. Pasalnya, produsen otomotif asal Vietnam ini telah tembus pasar Eropa seperti Perancis, Jerman, dan Belanda usai meluncurkan crossover VF8. Menariknya, VinFast telah mengirimkan 3 ribu unit VF8 pada kuartal keempat 2023.
Dengan investasi yang bakal digelontorkan VinFast menambah jumlah produsen asing yang menanamkan modal di Indonesia. Pasalnya, Penanaman Modal Asing (PMA) di Tanah Air telah meningkat secara signifikan sejak 2004. Aliran dana bersih yang masih mencapai US$ 25,12 miliar (Rp 388,7 triliun) pada tahun 2014.